Penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa kepada Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si dari Hiroshima University Japan

Penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa kepada Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si dari Hiroshima University Japan

Jakarta - Sebuah kabar gembira datang dari dunia akademik dan industri. Bapak Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si, salah satu tokoh penting di INAPLAS, telah meraih puncak prestasi akademik dengan dianugerahkan gelar Doktor Honoris Causa oleh Hiroshima University Japan. Penghargaan ini merupakan bukti nyata atas kepakaran, dedikasi, dan kontribusi beliau dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kimia, khususnya dalam konteks industri di Indonesia.

INAPLAS mengucapkan selamat kepada Bapak Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si atas diraihnya gelar Doktor Honoris Causa dari Hiroshima University Japan. Kami berharap prestasi ini dapat menginspirasi seluruh anggota INAPLAS untuk terus berinovasi dan berkarya.

KPPI Selidiki Peningkatan Impor Bahan Baku Plastik yang Signifikan

KPPI Selidiki Peningkatan Impor Bahan Baku Plastik yang Signifikan

Jakarta  - Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) tengah melakukan investigasi terkait peningkatan volume impor bahan baku plastik yang sangat signifikan. Penyidikan ini dilakukan setelah adanya lonjakan yang dinilai mencemaskan, khususnya pada impor produk bahan baku plastik yang mencakup berbagai jenis polimer yang digunakan di berbagai industri.

Dalam penyelidikan ini, KPPI berupaya untuk mengidentifikasi penyebab utama peningkatan impor tersebut, serta menganalisis dampaknya terhadap industri lokal. Salah satu kekhawatiran terbesar adalah bahwa lonjakan impor ini dapat memicu persaingan tidak sehat, di mana produk impor mungkin lebih murah dibandingkan produksi dalam negeri, yang dapat berdampak negatif terhadap industri plastik lokal. Jika dibiarkan, hal ini dikhawatirkan bisa menyebabkan kerugian yang signifikan bagi pelaku usaha di sektor tersebut, yang pada gilirannya berdampak pada tenaga kerja dan ekonomi secara keseluruhan.

KPPI bertujuan untuk memastikan bahwa lonjakan impor ini tidak merugikan industri domestik dan tetap dalam kerangka perdagangan yang adil dan seimbang. Untuk itu, KPPI akan menggali data yang lebih rinci terkait volume impor, negara asal produk, serta harga jual di pasar domestik. Selain itu, KPPI akan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, termasuk pelaku industri dan asosiasi, untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai dampak dari lonjakan impor ini.

Penyelidikan ini juga merupakan bagian dari upaya KPPI untuk melindungi industri dalam negeri dari ancaman yang bisa mengganggu keberlanjutan usaha. Jika terbukti ada pelanggaran atau praktik perdagangan yang tidak adil, KPPI tidak menutup kemungkinan akan memberlakukan langkah-langkah perlindungan, seperti pengenaan bea masuk tambahan atau pengaturan lainnya yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan pasar.

Sebagai langkah awal, KPPI telah meminta masukan dari para pemangku kepentingan terkait, termasuk dari pelaku usaha di sektor plastik dan industri pengguna bahan baku plastik. Langkah ini penting agar setiap kebijakan yang diambil dapat memberikan perlindungan yang tepat bagi industri lokal, tanpa mengganggu dinamika perdagangan internasional yang sehat.

Hasil penyelidikan KPPI ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pemerintah untuk mengambil keputusan yang tepat, baik dalam bentuk kebijakan fiskal maupun non-fiskal, guna menjaga stabilitas industri plastik di Indonesia. Sementara itu, KPPI menegaskan bahwa penyelidikan ini akan dilakukan secara menyeluruh dan transparan, serta akan melibatkan berbagai pihak terkait untuk memastikan bahwa semua data dan informasi yang diperlukan dikumpulkan secara akurat.

Pemerintah terus memantau perkembangan impor bahan baku plastik ini dengan seksama, mengingat pentingnya industri plastik sebagai salah satu pilar penting dalam berbagai sektor manufaktur di Indonesia. Langkah-langkah yang diambil akan berfokus pada menjaga keseimbangan antara kebutuhan bahan baku yang cukup bagi industri pengguna dan perlindungan bagi produsen lokal agar tetap kompetitif di pasar global.

Kredit

Pewarta: Aulia Damayanti

COPYRIGHT © 2024 detikcom.

Link Sumber Berita: di sini.

Chandra Asri dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon Berkolaborasi dalam Pengelolaan Sampah Berbasis Ekonomi Sirkular di Sekolah

Chandra Asri dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon Berkolaborasi dalam Pengelolaan Sampah Berbasis Ekonomi Sirkular di Sekolah

Kota Cilegon – Perusahaan petrokimia terkemuka, Chandra Asri, menjalin kerja sama strategis dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon untuk menerapkan program pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular di beberapa sekolah di Cilegon. Program ini diinisiasi sebagai bagian dari upaya bersama untuk mengatasi permasalahan sampah yang kian meningkat di wilayah perkotaan, khususnya sampah plastik, dan untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.

Program ini bukan sekadar kampanye kebersihan biasa, melainkan langkah konkret untuk mengedukasi generasi muda, khususnya para siswa, mengenai konsep pengelolaan sampah modern yang berfokus pada pengurangan, pemanfaatan kembali, dan daur ulang (3R: Reduce, Reuse, Recycle). Melalui program ini, siswa diperkenalkan dengan konsep ekonomi sirkular, yaitu pendekatan di mana limbah yang dihasilkan tidak hanya dibuang begitu saja, tetapi dapat diproses ulang menjadi bahan atau produk baru yang bermanfaat. Dengan demikian, nilai ekonomi dari sampah bisa diambil kembali, sehingga mengurangi ketergantungan pada bahan baku baru dan meminimalkan jumlah limbah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).

Selain memberikan edukasi tentang cara memilah dan mendaur ulang sampah, program ini juga mencakup pelatihan bagi guru dan staf sekolah agar dapat mengimplementasikan sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan di lingkungan sekolah. Chandra Asri dan DLH berharap bahwa para siswa yang terlibat dalam program ini tidak hanya menjadi agen perubahan di sekolah mereka, tetapi juga di keluarga dan komunitas tempat mereka tinggal. Dengan demikian, dampak positif dari program ini bisa meluas dan menciptakan budaya pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab di tengah masyarakat.

Kolaborasi ini menjadi contoh penting bagaimana sektor swasta dan pemerintah daerah bisa bersinergi dalam menciptakan inisiatif-inisiatif lingkungan yang bermanfaat. Selain memperkuat edukasi lingkungan, program ini juga sejalan dengan agenda global untuk mengurangi sampah plastik yang kini menjadi masalah serius di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Inisiatif ini sejalan dengan target pemerintah dalam mengurangi sampah plastik hingga 30% pada tahun 2025, sesuai dengan Rencana Aksi Nasional Pengelolaan Sampah.

Dengan dukungan penuh dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pihak sekolah, orang tua, dan komunitas setempat, diharapkan program pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular ini bisa menjadi model bagi sekolah-sekolah lainnya, tidak hanya di Cilegon, tetapi juga di wilayah lain di Indonesia. Program ini diproyeksikan dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, sekaligus membangun generasi muda yang lebih peduli terhadap keberlanjutan lingkungan hidup.

Kolaborasi antara Chandra Asri dan DLH ini menegaskan komitmen kedua belah pihak dalam mewujudkan kota yang lebih hijau dan berkelanjutan melalui pendekatan pendidikan dan inovasi dalam pengelolaan sampah.

Kredit

Pewarta: Susmiatun Hayati

Uploader : Bayu Kuncahyo

COPYRIGHT © ANTARA 2024

Link Sumber Berita: di sini.

Mengungkap Kebenaran Tentang Plastik: Memisahkan Fakta dari Fiksi

Mengungkap Kebenaran Tentang Plastik: Memisahkan Fakta dari Fiksi

Jakarta, 16 Agustus 2024 – Di dunia di mana isu lingkungan menjadi perhatian utama masyarakat, plastik sering kali dicap sebagai penyebab utama polusi dan perubahan iklim. Namun, menurut wawasan terbaru dari Dr. Chris DeArmitt, seorang ahli terkenal di bidang ilmu material, banyak dari apa yang kita yakini tentang plastik mungkin didasarkan pada kesalahpahaman daripada bukti ilmiah yang kuat.

Dalam diskusi yang menggugah pikiran, Dr. DeArmitt, yang memiliki gelar PhD dan merupakan Fellow dari Royal Society of Chemistry (FRSC) serta Institute of Materials, Minerals, and Mining (FIMMM), menggali kenyataan kompleks mengenai plastik. Analisisnya mengungkapkan bahwa plastik, jika dikelola dengan benar, tidak seburuk yang sering digambarkan.

Salah satu poin utama yang disorot adalah bahwa plastik sangat efisien dalam penggunaan sumber daya. Bertentangan dengan kepercayaan umum, produksi dan penggunaan plastik sebenarnya dapat menghasilkan konsumsi energi yang lebih rendah dan pengurangan emisi gas rumah kaca dibandingkan dengan bahan alternatif. Misalnya, menggantikan plastik dengan kaca atau logam dalam berbagai aplikasi dapat menyebabkan penggunaan energi dan emisi yang jauh lebih tinggi.

Dr. DeArmitt juga membahas masalah limbah plastik, menekankan bahwa masalahnya lebih pada praktik pengelolaan limbah daripada bahan itu sendiri. Dia mengadvokasi sistem daur ulang dan pengelolaan limbah yang lebih baik untuk mengurangi dampak lingkungan dari plastik.

Selain itu, Dr. DeArmitt menantang narasi bahwa plastik biodegradable adalah solusi terbaik. Dia berpendapat bahwa alternatif ini sering kali tidak terurai seperti yang diharapkan dalam lingkungan nyata, dan produksi mereka kadang-kadang melibatkan biaya lingkungan yang lebih besar daripada plastik tradisional.

Dr. DeArmitt dengan penuh semangat menyampaikan kesalahpahaman seputar plastik: “Setiap hari, orang mengatakan kepada saya bahwa saya salah tentang plastik dan lingkungan. Mereka adalah orang-orang awam yang tidak pernah membaca satu pun studi ilmiah. Saya telah membaca lebih dari 4.000 studi untuk memastikan fakta-faktanya. Apa yang terjadi dengan dunia ini? Mengapa orang-orang begitu yakin tanpa sepotong data pun? Tolonglah, jadilah orang yang bersemangat tetapi periksa fakta sebelum bertindak! Mari kita ciptakan masa depan yang lebih baik berdasarkan bukti nyata dan pilihan bijak! Ilmu pengetahuan menyangkal semua keyakinan yang telah disebarkan oleh media. Betapa sedihnya jika menghindari plastik ternyata menjadi pilihan yang salah? Bagaimana jika ilmu pengetahuan mengatakan bahwa alternatifnya menyebabkan lebih banyak kerugian, lebih banyak limbah, lebih banyak sampah, lebih banyak gas rumah kaca, dan lebih banyak bahan bakar fosil yang digunakan?”

Sebagai kesimpulan, meskipun plastik tidak tanpa tantangan lingkungan, wawasan Dr. DeArmitt menyarankan bahwa pemahaman yang lebih mendalam diperlukan. Dengan fokus pada pengelolaan limbah yang lebih baik dan membuat pilihan bahan yang tepat, masyarakat dapat mengatasi kekhawatiran lingkungan yang terkait dengan plastik dengan lebih efektif.

Kredit: Dr. Chris DeArmitt, PhD, FRSC, FIMMM. Untuk wawasan lebih lanjut, Anda dapat menemukan artikel asli di halaman LinkedIn-nya di sini.

INAPLAS Logo

Lokasi: 
Grand Slipi Tower, Jl. Letjen S. Parman No.Kav 22 - 24 Lt 21 Suite A, Palmerah, Kota Jakarta Barat.
Telepon:
Telpon 1: +622129021945
Telpon 2: +622129022025
Email:
Inaplas.jakarta@gmail.com